Tuesday, October 1, 2013

Kasih Nenek Sepanjang Masa

Tiba-tiba saya teringat manusia paling berjasa selama hidup saya. Wanita yang dengan tulus dan tanpa pamrih dengan segala kesederhanaan yang dia miliki merawat dan mendidik saya hingga saya mandiri.

Dialah nenekku tersayang, sosok ibu pengganti bagi saya.
Wanita mulia, pejuang bagi kami cucu-cucunya. Wanita yang tak kenal lelah rela membanting tulang demi kelangsungan hidup cucu-cucunya.
Wanita mulia dengan pandangan hidup sederhana, berjuang mencari nafkah supaya kami cucu-cucunya bisa bersekolah.

Wanita pejuang yang mengajarkan kepada saya untuk menjadi perempuan yang mandiri. Dengan bahasanya yang apa adanya beliau menasehati saya agar tidak menjadi perempuan yang hanya bisa pasrah dan meminta nafkah dari laki-laki. Menurut beliau perempuan itu harus bisa menghasilkan uang sendiri, dan tentu saja setelah saya dewasa dan paham, saya mengerti maksud nasehat nenek bahwa saya harus bisa menjadi perempuan yang mandiri tapi tetap menaruh hormat terhadap suami sebagai pemimpin keluarga.

Walopun tidak pernah bersekolah, beliau paham bahwa sekolah adalah salah satu cara untuk bisa meraih masa depan yang lebih baik. Karena itulah beliau selalu menyemangati saya untuk tidak malas belajar dan mau melanjutkan sekolah hingga bangku kuliah.

Rasa sayang nenek kepada kami sungguh tak pernah bisa saya lupa. Semenjak bisa membaca, saya sangat gemar membaca. Bacaan apa saja selalu menarik bagi saya saat kecil dulu, bahkan sampai sobekan koran bekaspun saya ambil dan dengan antusias saya baca. Dan ketika nenek tahu saya sangat suka membaca, beliau rajin membelikan saya bahan bacaan. Dan yang nenek tahu dan mudah untuk diperoleh hanyalah koran, maka nenek rajin membelikan saya koran, dan koran yang dia belikan untuk saya adalah koran Pos Kota. Setelah besar baru saya sadar, sebenarnya koran tersebut belumlah pantas untuk jadi konsumsi bacaan anak umur 6 tahun.
Mungkin kalau dahulu nenek adalah ibu-ibu yang terpelajar, pasti beliau sudah membelikan saya bacaan-bacaan bermutu, semisal karangan Roald Dahl, Jacqueline Wilson dan Enid Blyton...hehehehe

Nenekku sayang, sungguh jasamu tak bisa saya lupakan sampai kapanpun.
Kini nenek sudah bahagia di surga. Hanya doa yang bisa saya panjatkan untuk membalas semua jasa beliau. Dan saya ingin mengenang beliau melalui media ini.

No comments:

Post a Comment